lv

Senin, 16 November 2009

Penyair jalan


Aroma tanah kala hujan pertama
menampar membangunkan penyair jalan
dingin yg murka membasahi luka yg mulai mengering
menyayat mencabik kembali memori yg tertutup debu kemarau panjang
gemercik beralun mencakar hati sang penyair layaknya jemari syetan senja yg kejam.

Dalam rinai yg mengerutkan bulu kutilang tetap ada senyum penyair
senyum tabah atau senyum gila penyair yg tak pernah sakit saat terluka

bait bait ringannya mampu mempesona mendinginkan bunga perdu di tepi jalan
bait yg mengajarkan akan pilihan...
bait yg menjadi jurus malaikat fajar dalam pertempurannya dg iblis malam.

Dan biarkan penyair jalan tetap tersenyum dalam bait bait syair cintanya.